Kamis, 16 Mei 2013

komunikasi kebidanan (konseling pada calon ibu)


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Praktik Konseling pada calon Ibu
            Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana cara memberikan koseling kepada pasien yang akan menjadi calon ibu. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang konseling dan komunikasi. 
            Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin

                                                                                                            Jakarta, 15 April 2013

                                                                                                                        Penulis






Daftar Isi

KATA PENGANTAR………………………………………………………….…….…..i

DAFTAR ISI …………………………………………………………………..…….….ii

BAB 1.  PENDAHULUAN ………………………………………………………….….1

BAB 2.  PEMBAHASAN ………………..……..….…………………………………....2
A.    Asuhan Komunikasi dan Konseling pada calon Ibu……………………….….2
1.1.           Informasi-informasi yang diberikan pada calon ibu………………….2
1.2.           Masalah-masalah yang dihadapi pada calon ibu…………………...…3
B.     Asuhan Konseling Pra Nikah ……………………………….…...…….…4
1.1.            Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa Antenatal…………….....…..4
1.2.            Pemberian Konseling pada Ibu hamil………………..………………….…..5

BAB III PENUTUP………………………………………………………..……….….….6
A.    Kesimpulan…………………………………………………………..……6
B.     Saran………………………………………………………………….…....6

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan tercapai. Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan memenuhi kebutuhan klien.
Mengingat tugas yang perlu dilaksanakan seorang bidan maka setelah memperoleh pendidikan bidan diharapkan mempunyai keterampilan berpikir, berkomunikasi dan menguasi keterampilan praktis. Bidan dalam pekerjaannya sehari-hari perlu membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan yangdihadapi pasien. Untuk itu dia harus mampu memahami berbagai penyakit dan upaya kesehatan serta mampu mengkomunikasikannya baik pada pasien perorangan maupun pada masyarakat. Lingkup berkomunikasi tak kalah pentingnya bagi seorang bidan untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Bidan harus mampu berkomunikasi dengan masyarakat agar program kesehatan yang direncanakannya dapat berjalan dengan baik.









BAB II
PEMBAHASAN

A.    Asuhan komunikasi dan Konseling pada calon ibu
Secara naluriah wanita mempunyai insting/naluri keibuan, dan sudah sewajarnya tumbuh dan berkembang pada setiap ibu, akan tetapi tidak selamanyaterjadi demikian karena perkembangan nilai keibuan dapat terganggu. Mengingat hal tersebut sehingga perlu komunikasi terapeutik. Dalam melakukan komunikasi pada calon ibu perlu diperhatikan.
Anak gadis sebagai calon ibu, fungsi seksual telah nampak yaitu fungsi reproduksi dan fungsi erotis. Wanita/gadis yang telah mengalami menstruasi menunjukkan kematangan fungsi seksualnya, ini merupakan pengalaman psikis dan banyak gejala yang muncul. Akan tetapi ada beberapa yang memandang menstruasi sebagai peristiwa yang menjijikan.

1.1.       Informasi-informasi yang diberikan pada calon ibu
Bila tidak diikuti informasi-informasi yang benar maka akan menimbulkan kecemasan dan gangguan pada diri sendiri dan akan timbul gejala-gejala seperti pusing, disminorhe dan lain-lain. Bidan dapat melakukan komunikasi terapeutik pada calon ibu dengan lebih menitikberatkan kepada :
a.       Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut menstruasi.
b.      Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengan peristiwa menstruasi.
c.       Member bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan NKKBS/keluarga berkualitas.
d.      Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat menentukan sebagai calon ibu.
e.      Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan fisik dan emosi dan peran yang terjadi.
f.        Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan konseling.



Konseling pada orang tua karena berperan sebagai orang tua yang baik :
1.      Butuh penyesuaian dalam menghadapi kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga menjadi satu)
2.      Menjadi orang tua merupakan proses kehidupan individu
3.      Masalah perbedaan pasutri (pasangan suami istri)
4.      Tanggung jawab laki-laki (ayah/kepala keluarga)
5.      Tanggung jawab perempuan sebagai penerus keturunan, pendidik, pendamping suami, ekonomi keluarga.
Jadi secara umum, konseling kesehatan bisa memberi petujuk pada calon ibu tentang dampak kondisi kesehatannya pada bayi yang akan dilahirkan. Jika kemungkinan besar akan terjadi dampak negatif, misalnya ada penyakit tertentu yang diturunkan, maka dampak tersebut bisa diusahakan dicegah atau diperkecil risikonya.

1.2.   Masalah-masalah yang dihadapi pada calon ibu
Konseling pada calon ibu atau calon orang tua membantu pemahaman diri menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. Tetapi ketika masuk pada transisi, terjadi gejolak yang dialami oleh individu walaupun sifatnya hanya sementara. Salah satu peran ketika mengahadapi klie adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga.
Masalah yang dihadapi keluarga meliputi :
1.      Kesehatan anggota keluarga
Meliputi kondisi kesehatan ayah/suami, ibu/istri, dan anak.
2.      Pendidikan
Pendidikan formal dan non  formal bagi anggota keluarga. Latar belakang pendidikan ayah dan ibu sangat berpegaruh terhadap pola pikir keluarga dalam penentuan pendidikan pada anaknya.
3.      Hubungan antar dan inter keluarga
Sangat berpengaruh terhadap kehidupan keluarga, terutama hubungan ibu dan ayah yang biasanya menjadi model bagi anak-anaknya.
Hal ini menjadi pola perilaku anak di masyarakat di luar keluarga. Hubungan keluarga menjadi kurang harmonis karena ketidaksamaan pandangan.
4.      Psikososial
Masalah psikososial biasanya terjadi akibat belum terciptanya adaptasi di masyarakat, terutama terhadap norma dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.

B.     Asuhan Konseling Pra Nikah
Langkah awal yang bisa dilakukan untuk mendapat keturunan yang baik adalah menjalani program konseling kesehatan. Sebaiknya dilakukan sebelum menikah. Konseling sebelum menikah adalah jasa pemeriksaan medis yang disertai nasihat lengkap untuk pasangan yang akan menikah, agar tercapai kelaurag sehat dan bahagia. 

1.1.  Tujuan Konseling Pra Nikah
Konseling kesehatan dapat mendeteksi berbagai hal, seperti pembawa kelainan genetik, seperti hemofilia atau penyakit yang disebabkan darah sukar membeku, buta warna, dan sebagainya. Atau menderita penyakit keturunan yang perlu mendapat perhatian seperti kencing manis, jantung, dan tekanan darah tinggi. Dengan konseling juga dapat diketahui apakah si calon ibu menderita penyakit-penyakit lainnya, seperti penyakit kelamin, paru-paru, jantung, epilepsi, atau kanker rahim.  
Pemeriksaan kesehatan pranikah penting untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan, terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya. Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri, termasuk bakal keturunannya.
            Idealnya pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah, maka pengobatan dapat dilakukan setelah menikah. Banyak hal yang seharusnya dapat dilakukan dan dicegah dengan melakukan tes kesehatan pra nikah.
1.2.            Peran dan Kegunaan konseling Pra Nikah
Hasil pemeriksaan kesehatan pra nikah memang wajib dilakukan oleh semua calon pasangan pengantin. Tidak ada salahnya untuk mengetahui secara detail mengenai keadaan fisik dengan melakukan check up, termasuk melakukan tes toksoplasma. Cukup datang ke dokter umum dan melakukan tes fisik untuk mendeteksi adanya kelainan tekanan darah, jantung, urine, kulit dan penyakit dalam lainnya. Sisihkan sedikit anggaran atau budget pernikahan. Ajak calon pasangan untuk segera berkonsultasi dengan dokter terdekat, karena penyakit yang dapat dideteksi secara dini sebagian besar dapat ditangani sebelum berlangsungnya pernikahan.
Jangan sampai timbul penyesalan setelah menikah, hanya gara-gara penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan dari jauh-jauh hari. Ada baiknya jika dituntaskan dulu pengobatan, baru kemudian menyusun kembali rencana pernikahan. Saat ini pada kenyataannya, tak jarang banyak calon pengantin yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatann sebelum melangsungkan pernikahan. Mereka menganggap bahwa, tes kesehatan tersebut hanya akan menambah daftar kesibukan, serta pemborosan karena memakan biaya, atau bahkan ada yang berfikiran akan dapat mempengaruhi hubungan mereka.
Padahal pemeriksaan kesehatan pada calon pasangan suami istri sebelum pernikahan mempunyai peranan dan kegunaan yang sangat penting bagi kelangsungan perkawinan, terutama hubungannya dengan masalah kesehatan fisik dan reproduksi. Sebetulnya dengan melakukan cek kesehatan pra nikah, justru akan dapat membantu calon pasangan dari segi kesiapan mental. Langkah-langkah melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah tidak sulit, dan tidak memerlukan biaya besar. Tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon pengantin tersebut. Maka dari itu lakukanlah cek kesehatan pra nikah.
            Konseling pranikah secara medis, tidak harus selalu ke dokter, peran ini bisa diambil alih oleh bidan untuk kasus kasus tertentu seperti tentang penggunaan alat kontrasepsi ang tepat, khususnya bagi pasangan calon pengantin ang belum siap memiliki keturunan.
            Kini tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk "sedia payung sebelum hujan" dan berlatih menerima pasangan sepenuhnya. Akan tetapi perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan pranikah sebagai dasar utama kelangsungan suatu pernikahan.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Masalah merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi setiap manusia yang mengalaminya. Masalah tidak akan pernah hilang apabila tidak diusahakan untuk hilang. Menyelesaikan masalah memerlukan bantuan oranglain,bantuan tersebut bukan hanya sebatas mendengarkan dan menerima segala keluhan yang ada dalam pikiran dan perasaan orang bermasalah,melainkan membutuhkan pengetahuan tentang masalah itu sendiri, mempunyai tujuan untuk memberikan bantuan,menggunakan pendekatan pendekatan,menerapkan langkah-langkah dan tahapan dalam memberikan bantuan, serta mengetahui masa-masa sulit dalam pemberian bantuan dan upaya untuk mengatasi nya. Kualitas konselor yang baik sangat dibutuhkan dan membantu dalam proses penyelesaian suatu permasalahan.
Jadi secara umum, konseling kesehatan bisa memberi petujuk pada calon ibu tentang dampak kondisi kesehatannya pada bayi yang akan dilahirkan. Jika kemungkinan besar akan terjadi dampak negatif, misalnya ada penyakit tertentu yang diturunkan, maka dampak tersebut bisa diusahakan dicegah atau diperkecil risikonya. Konseling pada calon ibu atau calon orang tua membantu pemahaman diri menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara alami. Tetapi ketika masuk pada transisi, terjadi gejolak yang dialami oleh individu walaupun sifatnya hanya sementara. Salah satu peran ketika mengahadapi klie adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga.

B.     Saran
        Diharapkan untuk menjadi seorang bidan (konselor) yang baik, kita harus memiliki kualitas pribadi serta pengetahuan yang luas,perilaku yang baik,dan keterampilan yang  terapeutik agar dapat memegang peranan penting dalam proses KIP/K (komunikasi interpersonal/konseling) didalam  menjalankan profesi untuk menjadi seorang bidan profesional.