Kata
Pengantar
Puji syukur kami
panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah
tepat pada waktunya yang berjudul “Asuhan Praktik Konseling pada calon
Ibu”
Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana cara memberikan koseling kepada pasien yang akan menjadi calon ibu. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang konseling dan komunikasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Makalah ini berisikan tentang informasi bagaimana cara memberikan koseling kepada pasien yang akan menjadi calon ibu. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang konseling dan komunikasi.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin
Jakarta,
15 April 2013
Penulis
Daftar
Isi
KATA
PENGANTAR………………………………………………………….…….…..i
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………..…….….ii
BAB
1. PENDAHULUAN ………………………………………………………….….1
BAB
2. PEMBAHASAN ………………..……..….…………………………………....2
A.
Asuhan Komunikasi dan Konseling pada calon Ibu……………………….….2
1.1.
Informasi-informasi yang diberikan pada
calon ibu………………….2
1.2.
Masalah-masalah yang dihadapi pada calon
ibu…………………...…3
B.
Asuhan Konseling Pra Nikah ……………………………….…...…….…4
1.1.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada masa Antenatal…………….....…..4
1.2.
Pemberian Konseling pada Ibu
hamil………………..………………….…..5
BAB
III PENUTUP………………………………………………………..……….….….6
A. Kesimpulan…………………………………………………………..……6
B. Saran………………………………………………………………….…....6
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang
berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan dengan
cara bidan membina hubungan, baik sesame rekan sejawat ataupun dengan orang
yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga
ditentukan oleh keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan
melakukan konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang
efektif serta konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan
penggunaan jasa pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus
kehidupan akan tercapai. Konseling kebidanan adalah suatu proses pembelajaran, pembinaan hubungan baik, pemberian bantuan, dan bentuk kerja
sama yang dilakukan secara professional (sesuai dengan bidangnya) oleh bidan
kepada klien untuk memecahkan masalah, mengatasi hambatan perkembangan, dan
memenuhi kebutuhan klien.
Mengingat tugas yang perlu dilaksanakan seorang
bidan maka setelah memperoleh pendidikan bidan diharapkan mempunyai
keterampilan berpikir, berkomunikasi dan menguasi keterampilan praktis.
Bidan dalam pekerjaannya sehari-hari perlu membantu pasien menyelesaikan masalah kesehatan yangdihadapi pasien. Untuk itu
dia harus mampu memahami berbagai penyakit dan upaya kesehatan serta
mampu mengkomunikasikannya baik pada pasien perorangan maupun pada
masyarakat. Lingkup berkomunikasi tak kalah pentingnya bagi seorang bidan
untuk dapat melaksanakan tugasnya dengan baik. Bidan harus mampu
berkomunikasi dengan masyarakat agar program kesehatan yang direncanakannya dapat
berjalan dengan baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Asuhan
komunikasi dan Konseling pada calon ibu
Secara
naluriah wanita mempunyai insting/naluri keibuan, dan sudah sewajarnya tumbuh
dan berkembang pada setiap ibu, akan tetapi tidak selamanyaterjadi demikian
karena perkembangan nilai keibuan dapat terganggu. Mengingat hal tersebut
sehingga perlu komunikasi terapeutik. Dalam melakukan komunikasi pada calon ibu
perlu diperhatikan.
Anak
gadis sebagai calon ibu, fungsi seksual telah nampak yaitu fungsi reproduksi
dan fungsi erotis. Wanita/gadis yang telah mengalami menstruasi menunjukkan
kematangan fungsi seksualnya, ini merupakan pengalaman psikis dan banyak gejala
yang muncul. Akan tetapi ada beberapa yang memandang menstruasi sebagai
peristiwa yang menjijikan.
1.1.
Informasi-informasi yang diberikan pada calon
ibu
Bila tidak diikuti informasi-informasi yang benar maka
akan menimbulkan kecemasan dan gangguan pada diri sendiri dan akan timbul
gejala-gejala seperti pusing, disminorhe dan lain-lain. Bidan dapat melakukan
komunikasi terapeutik pada calon ibu dengan lebih menitikberatkan kepada :
a.
Memberikan penjelasan secara fisiologis peristiwa yang disebut
menstruasi.
b.
Memberikan bimbingan tentang perawatan diri sehubungan dengan
peristiwa menstruasi.
c.
Member bimbingan tentang persiapan perkawinan, dihubungkan dengan
NKKBS/keluarga berkualitas.
d.
Persyaratan-persyaratan kesehatan yang sangat menentukan sebagai
calon ibu.
e.
Memberikan pemahaman dan upaya penyesuaian diri terhadap perubahan
fisik dan emosi dan peran yang terjadi.
f.
Menikah dan membentuk keluarga baru membutuhkan konseling.
Konseling pada orang tua karena
berperan sebagai orang tua yang baik :
1. Butuh penyesuaian dalam menghadapi
kehidupan dan lingkungan baru (dua keluarga menjadi satu)
2. Menjadi orang tua merupakan proses
kehidupan individu
3. Masalah perbedaan pasutri (pasangan
suami istri)
4. Tanggung jawab laki-laki
(ayah/kepala keluarga)
5. Tanggung jawab perempuan sebagai
penerus keturunan, pendidik, pendamping suami, ekonomi keluarga.
Jadi secara umum,
konseling kesehatan bisa memberi petujuk pada calon ibu tentang dampak kondisi
kesehatannya pada bayi yang akan dilahirkan. Jika kemungkinan besar akan
terjadi dampak negatif, misalnya ada penyakit tertentu yang diturunkan, maka
dampak tersebut bisa diusahakan dicegah atau diperkecil risikonya.
1.2. Masalah-masalah yang dihadapi pada calon ibu
Konseling
pada calon ibu atau calon orang tua membantu pemahaman diri menjadi orang tua,
baik sebagai ayah maupun sebagai ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan
perkembangan terjadi secara alami. Tetapi ketika masuk pada transisi, terjadi
gejolak yang dialami oleh individu walaupun sifatnya hanya sementara. Salah
satu peran ketika mengahadapi klie adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan
konseling kebidanan berkaitan dengan masalah yang dihadapi keluarga.
Masalah
yang dihadapi keluarga meliputi :
1. Kesehatan anggota keluarga
Meliputi kondisi
kesehatan ayah/suami, ibu/istri, dan anak.
2. Pendidikan
Pendidikan
formal dan non formal bagi anggota
keluarga. Latar belakang pendidikan ayah dan ibu sangat berpegaruh terhadap
pola pikir keluarga dalam penentuan pendidikan pada anaknya.
3. Hubungan antar dan inter keluarga
Sangat
berpengaruh terhadap kehidupan keluarga, terutama hubungan ibu dan ayah yang
biasanya menjadi model bagi anak-anaknya.
Hal ini
menjadi pola perilaku anak di masyarakat di luar keluarga. Hubungan keluarga
menjadi kurang harmonis karena ketidaksamaan pandangan.
4. Psikososial
Masalah psikososial
biasanya terjadi akibat belum terciptanya adaptasi di masyarakat, terutama terhadap
norma dan tata nilai yang berlaku dalam masyarakat.
B.
Asuhan
Konseling Pra Nikah
Langkah awal yang bisa
dilakukan untuk mendapat keturunan yang baik adalah menjalani program konseling
kesehatan. Sebaiknya dilakukan sebelum menikah. Konseling sebelum menikah
adalah jasa pemeriksaan medis yang disertai nasihat lengkap untuk pasangan yang
akan menikah, agar tercapai kelaurag sehat dan bahagia.
1.1. Tujuan Konseling Pra Nikah
Konseling kesehatan
dapat mendeteksi berbagai hal, seperti pembawa
kelainan genetik,
seperti hemofilia atau penyakit yang disebabkan darah sukar membeku, buta
warna, dan sebagainya. Atau menderita penyakit keturunan yang perlu mendapat
perhatian seperti kencing manis, jantung, dan tekanan darah tinggi. Dengan
konseling juga dapat diketahui apakah si calon ibu menderita penyakit-penyakit
lainnya, seperti penyakit kelamin, paru-paru, jantung, epilepsi, atau kanker
rahim.
Pemeriksaan kesehatan pranikah penting
untuk mengetahui kondisi pasangan serta proyeksi masa depan pernikahan,
terutama yang berkaitan dengan masalah kesehatan reproduksi (fertilitas) dan
genetika (keturunan), juga untuk memperoleh kesiapan mental karena
masing-masing mengetahui benar kondisi kesehatan calon pasangan hidupnya.
Melalui pemeriksaan kesehatan pranikah juga dapat diketahui penyakit-penyakit
yang nantinya bila tak segera ditanggulangi dapat membahayakan calon pasutri,
termasuk bakal keturunannya.
Idealnya
pemeriksaan kesehatan pra nikah dilakukan enam bulan sebelum dilangsungkannya
pernikahan. Tes kesehatan pra nikah dapat dilakukan kapanpun selama pernikahan
belum berlangsung. Jika pada saat pengecekan ternyata ditemui ada masalah, maka
pengobatan dapat dilakukan setelah menikah. Banyak hal yang seharusnya dapat dilakukan
dan dicegah dengan melakukan tes kesehatan pra nikah.
1.2.
Peran
dan Kegunaan konseling Pra Nikah
Hasil pemeriksaan kesehatan pra nikah
memang wajib dilakukan oleh semua calon pasangan pengantin. Tidak ada salahnya
untuk mengetahui secara detail mengenai keadaan fisik dengan melakukan check
up, termasuk melakukan tes toksoplasma. Cukup datang ke dokter umum dan
melakukan tes fisik untuk mendeteksi adanya kelainan tekanan darah, jantung,
urine, kulit dan penyakit dalam lainnya. Sisihkan sedikit anggaran atau budget
pernikahan. Ajak calon pasangan untuk segera berkonsultasi dengan dokter
terdekat, karena penyakit yang dapat dideteksi secara dini sebagian besar dapat
ditangani sebelum berlangsungnya pernikahan.
Jangan sampai timbul penyesalan
setelah menikah, hanya gara-gara penyakit yang sebenarnya bisa disembuhkan dari
jauh-jauh hari. Ada baiknya jika dituntaskan dulu pengobatan, baru kemudian
menyusun kembali rencana pernikahan. Saat ini pada kenyataannya, tak jarang
banyak calon pengantin yang enggan melakukan pemeriksaan kesehatann sebelum
melangsungkan pernikahan. Mereka menganggap bahwa, tes kesehatan tersebut hanya
akan menambah daftar kesibukan, serta pemborosan karena memakan biaya, atau
bahkan ada yang berfikiran akan dapat mempengaruhi hubungan mereka.
Padahal pemeriksaan kesehatan pada
calon pasangan suami istri sebelum pernikahan mempunyai peranan dan kegunaan
yang sangat penting bagi kelangsungan perkawinan, terutama hubungannya dengan
masalah kesehatan fisik dan reproduksi. Sebetulnya dengan melakukan cek
kesehatan pra nikah, justru akan dapat membantu calon pasangan dari segi
kesiapan mental. Langkah-langkah melakukan pemeriksaan kesehatan pra nikah
tidak sulit, dan tidak memerlukan biaya besar. Tinggal bagaimana kesadaran dan
kemauan calon pengantin tersebut. Maka dari itu lakukanlah cek kesehatan pra
nikah.
Konseling
pranikah secara medis, tidak harus selalu ke dokter, peran ini bisa diambil
alih oleh bidan untuk kasus kasus tertentu seperti tentang penggunaan alat
kontrasepsi ang tepat, khususnya bagi pasangan calon pengantin ang belum siap
memiliki keturunan.
Kini
tinggal bagaimana kesadaran dan kemauan calon mempelai berdua. Apakah mau untuk
"sedia payung sebelum hujan" dan berlatih menerima pasangan
sepenuhnya. Akan tetapi perlu diingat, jangan membuat hasil pemeriksaan
pranikah sebagai dasar utama kelangsungan suatu pernikahan.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Masalah
merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan bagi setiap manusia yang
mengalaminya. Masalah
tidak akan pernah hilang apabila tidak diusahakan untuk hilang. Menyelesaikan
masalah memerlukan bantuan oranglain,bantuan tersebut bukan hanya sebatas
mendengarkan dan menerima segala keluhan yang ada dalam pikiran dan perasaan
orang bermasalah,melainkan membutuhkan pengetahuan tentang masalah itu sendiri,
mempunyai tujuan untuk memberikan bantuan,menggunakan pendekatan
pendekatan,menerapkan langkah-langkah dan tahapan dalam memberikan bantuan,
serta mengetahui masa-masa sulit dalam pemberian bantuan dan upaya untuk
mengatasi nya. Kualitas konselor yang baik sangat dibutuhkan dan membantu dalam
proses penyelesaian suatu permasalahan.
Jadi secara umum,
konseling kesehatan bisa memberi petujuk pada calon ibu tentang dampak kondisi
kesehatannya pada bayi yang akan dilahirkan. Jika kemungkinan besar akan
terjadi dampak negatif, misalnya ada penyakit tertentu yang diturunkan, maka
dampak tersebut bisa diusahakan dicegah atau diperkecil risikonya. Konseling pada calon ibu atau calon orang tua
membantu pemahaman diri menjadi orang tua, baik sebagai ayah maupun sebagai
ibu. Perubahan status kehidupan sesuai dengan perkembangan terjadi secara
alami. Tetapi ketika masuk pada transisi, terjadi gejolak yang dialami oleh
individu walaupun sifatnya hanya sementara. Salah satu peran ketika mengahadapi
klie adalah melaksanakan kegiatan bimbingan dan konseling kebidanan berkaitan
dengan masalah yang dihadapi keluarga.
B.
Saran
Diharapkan untuk menjadi seorang bidan (konselor) yang baik,
kita harus memiliki kualitas pribadi serta pengetahuan yang luas,perilaku yang
baik,dan keterampilan yang terapeutik agar dapat memegang peranan penting
dalam proses KIP/K (komunikasi interpersonal/konseling) didalam
menjalankan profesi untuk menjadi seorang bidan profesional.
Casino Roll
BalasHapusSlots | Free Slots | Games & Promotions 3 3 토토 · Casino Roll offers 윌리엄 힐 you a wide range of real money games and promotions. 윈조이포커 Play Slots for 배팅 사이트 free! · Casino Roll is the Official Site of Slots! · Online 카지
Best Bet of the day casino 2019 - JetBlue Casino Resort
BalasHapusDiscover the latest offers and discounts on all 광주광역 출장안마 our Casino hotel stays. Compare and book your hotel 의정부 출장마사지 stay 거제 출장마사지 today. Get up to date 구미 출장마사지 with our 광양 출장마사지